Selasa, 19 Agustus 2014

Pantun Karya Airin Yuki



Author : Airin Yuki
Pantun untuk Ultah mimin


Nama: Aisha Muqitta Zahira
kelas: 1 SMP
Alamat: Perum.Lembah hijau Jln.Wadas Lintang 4 ,blok B ,Magelang-Jawa tengah


Pantun:
1.Disana ada itik
Disini ada ikan
Untuk mimin yang cantik
Selamat ulang tahun

2.Baro terbang melintas
melihat mimin pakai kaos biru
Selamat ultah yang ke lima belas
sehat dan sukses selalu

3.Di depan ada Kai
Di belakang ada Gongchan
Jadilah anak baik dan berbakti
Hanya itu yang bisa saya ucapkan

NB Pantun ini Karya  Airin Yuki di Lomba Facebook makasih ya..
padahal ultah mimin masih lama lho .. wkwkwk :)

Cerpen Terimakasih Kau Kembali

Title : Terimakasih Kau Kembali
Author : Amany Ta
Kelas : 8
Cast :
-Kazuha
-Ayah
-Ibu
-Kakak

Happy Reading



“Huh, mah tau nggak PR ramadhan numpuk, udah dapat PR dari Limone, Inggris semua lagi, huft.” Kata ku sambil menghempaskan tubuh di sofa empuk belakangku. Limone adalah nama tempat bimbingan belajar Kazuha. “Sabar aja sayang, dijalanin aja kan itu membuat kamu belajar walaupun liburan, jangan marah nanti batal puasanya.” Kata mama menenangkan amarah ku. “Iya ma Kazuha ngerti kok, dah ya ma, Kazuha mau kekamar mau ganti baju, kasian juga kan PR Kazuha nggak dikerjain. Hehe.” Kata ku dan segera berlari ke kamar.
“KAK AFI!” Teriak ku kencang. Wanita cantik, menawan, dan paling pinter di keluargaku. “Iya, iya, adek kakak yang paling imut.” Kata kak Afi walaupun setelah itu pura-pura mutah. “Kenapa, PR lagi?” Kata kak Afi didaun pintu. “Iya PR Kazuha numpuk nih kak, hiks banget kan.” Kataku dengan nada memelas, agar bisa di ajarin. “Umm, kali ini belajar sendiri aja ya, kakak mau jalan-jalan sama temen sekelas waktu SMA kakak kangen udah lama nggak ketemu, kan kakak selama kuliah di bandung.” Kata kak Afi. ‘Huh, ada acara lagi, kan aku mood ku jadi turun.’ Batin ku.
2 jam aku terkurung dengan PR. Yang sudah selesai, ha! Sudah selesai yay. “Aku bebas, I’m free.” Teriaku kencang. “Sayang sudah jam berapa ini? Sebentar lagi buka puasa, mandi sayang, nanti tidur di gigit nyamuk lhoo.” Teriak mamah sedikit keras. “Iya mah, baru on the way nih.” Kata ku sambil keluar kamar dan mengambil handuk. “Sayang kalau sudah selesai nanti bantu mamah masak ya.” Kata mama tapi aku tak mendengarkanya karena aku menyanyi di kamar mandi, ups lupa aib. Hehe maklum.
Di kamar hanya menunggu buka sambil mengisi TTS, iya teka teki silang yang ada di koran-koran biasanya, paling bisa ngehilangin jenuh kan juga nambah wawasan. “Kazuha, kan tadi mama bilang suruh bantuin mama.” Kata mama. “Loh, iya ma?” Kata ku kaget sambil menaruh bolpoinku dan langsung berlari ke dapur. “Maaf ya ma, tadi aku tak mendengar suara mama, mama bilang saat aku mandi ya? Kan mama tau sendiri aku kalo mandi sambil nyanyi.” Ups aku nyebarin aib lagi.
“Allahuakbar Allahu akbar.” Suara adzan berkumandang berarti saatnya “Buka puasa.” Kata ku dan mama hampir bersamaan. “Doa dulu yuk.” . “Okee ma.” Percakapan kita terhenti disitu dan kita langsung melahap nikmat oseng singkong dan opor ayam. Kita memang tak makan dengan kak Afi karena kakak jalan-jalan, huft, sebel jalan jalan sendiri tanpa adiknya.
Malam sudah menyapa rumah kita, iya tepatnya jam 08.30. Kebiasaan Kazuha untuk menulis buku diary miliknya, buku itu Limited Edition, iya lah Kazuha membuatnya sendiri. Ini hand made. Buku itu cukup dikatakan panjang dari buku yang sewajarnya, diikat oleh beberapa akar pohon beringin, serta dihias oleh daun dan bunga. “Keheningan Malam Dalam Sinar Bulan” Itu adalah judul yang dia berikan, dibawahnya dituliskan “Jangan dibuka.” Dan pojok kiri bawah “Kazuha.”

Titip Rindu Untuk Ayah
Hening malam menerpa
Angin sayup terasa
Kekesalan tiada tara
Seorang gadis menangis hening
“Ayah.” Kataku pelan sambil menangis.
Hilang semua harapan
Duka dihati tak kunjung pergi
Engkau menghilang tanpa kabar
Tak ingatkah ada aku disini ?
Sosok pahlawan telah hilang
Meninggalkan anak dan istrinya
Beserta harta yang berlimpah
Burung merpati..
Kemana engkau akan pergi ?
Jika kamu bertemu denganya
Titip rindu untuk ayah


Selesai menulis aku hanya menangis, ayah yang selama ini ada untukku kini sudah tiada. Ayah bekerja menjadi tentara ia bahkan sudah menjadi jendral, tapi saat ayah melatih para bawahanya, markasnya tiba-tiba meledak, hingga sekarang dia belum kembali. Betapa sedihnya bukan? Kejadian itu terjadi empat bulan yang lalu.
Kini mama seorang single parent memang sulit menjalaninya, tapi mama bisa begitu tegar menghadapi semua, mama begitu kuat di depan mata anaknya, walaupun aku tahu mama mengangis setiap malamnya, dan kakak selalu menangis di kamar mandi dan tak lupa menyalakan kran air untuk melenyapkan suara tangisnya. Seisi rumah rindu padamu ayah.
Bahkan hingga sekarang belum ada tanda-tanda mayat ayah di markas, kata bawahannya saat ayah ke toilet bom itu meledak. Entah dimana jasad ayah tapi hati kecilku berkata “Ayah masih hidup.” Tapi aku benar-benar yakin ayahku masih hidup. Sudahlah aku ingin tidur.
“Kazuha, kamu dilahirkan untuk menyelamatkan ayahmu nak, kemarilah.” Suara itu menggema di ruangan putih ini, dan itu dikatakan berulang-ulang. “Kazuha kemarilah.” Suara itu berkata berjuta-juta kali. Sedangkan aku hanya ketakutan disini sendirian, “Siapa kamu, ha! Hiks.” Kataku sambil menangis saking takutnya. “Selamatkan ayah nak.” Kata suara itu. Mendadak ayah muncul dan menjauh, menjauh, menjauh. “Tidak!” Teriakku kencang. Ketika aku bangun ibu dan kakak memelukku. “Sayang ini hanya mimpi buruk oke.” Kata mama menenang kan ku. “Sekarang kita sahur ya, puasa tinggal tiga hari lagi.” Kata kak Afi.
Mimpi itu tak pernah hilang dari pikiranku, entah apa maksud dari semua itu. Kejadian di mimpi itu membuatku semakin yakin bahwa ayahku masih hidup, atau mungkin ini faktor rinduku yang begitu besar kepadanya, kepada ayahku yang paling kucintai. Mungkin terlalu sulit meninggalkan sosok ayah untukku sehingga aku bermimpi yang aneh-aneh.
“Dek, dimakan nasinya jangan bengong!” Kata kak Afi membuyarkan lamunanku. Aku tak menjawabnya aku hanya terus memakan sahur itu. Seperti biasa selesai sahur sekeluarga sholat shubuh berjamaah, setelah itu membaca kitab suci Al-Qur’an, dan tidur lagi.
Hari libur memang menyenangkan meski akhirnya tidak mempunyai pekerjaan, hanya bengong dirumah atau main laptop, hanya itu saja pekerjaanku, karena PR sekolahku telah selesai semua. Sejujurnya aku bukan orang yang rajin tapi ketika aku benar-benar bersemangat, tak ada yang bisa mengganggu gugat semangatku. Puasa tinggal dua hari lagi. Tak ada yang namanya lebaran karena semua eyangku telah tiada sebelum aku lahir, jadi tak ada yang namanya ‘mudik’. Menyedihkan bukan? Terkadang aku ingin memliki keluarga utuh layaknya teman-temanku, mereka memiliki ayah, kakek, nenek. Aku ingin seperti mereka.
Dewi malam telah datang itu tandanya sudah saatnya tidur dan seperti biasa aku membuka buku diaryku, kali ini singkat saja.
Ayah kapan pulang?
Cukup itu saja yang aku tulis dan hati kecilku berkata “Dia akan pulang.” Semoga saja itu benar.
“Kazuha, tolong keluarkan ayah.” Suara ayah menggema diruangan putih ini. “Apa aku bermimpi lagi?” Tanyaku. Ayah tak menjawabnya, mendadak ada layar putih datang dan memperlihatkan ayah sedang disiksa dan ayah hanya mencoba memberontak tapi ia tak bisa. Akhirnya aku berkata “Ayah aku akan membantumu, sesusah apapun karena aku menyayangimu ayah.” Seketika itu video itu berhenti dan suara ayah menggema, ayah hanya berkata terima kasih anakku.
Kali ini aku bangun sahur sendiri karena mimpiku yang aneh, yang selalu bermimpi tentang ayahku. Ketika aku berjalan ke dapur sepasang mataku tersorot kepada sosok lelaki yang aku kenal. “Ayah!” Kataku sambil memeluknya. “Zuha, lepasin. Kakak tau kamu rindu sama ayah tapi jangan kakak yang jadi korbanya.” Kata kakak dan segera melepaskan pelukanku. Aku hanya diam saat sahur karena aku malu setelah apa yang aku lakukan kepada kakak.
Dua hari terakhir sebelum lebaran. Seluruh teman-teman telah meng-update status di sosial media tentang perjalanan mudik mereka sejak kemarin sebetulnya. Sebenarnya aku merasa bahagia walau aku tidak bisa lebaran seperti lainya tapi setidaknya hanya aku yang merasakan ini, aku tak ingin ada orang lain yang seperti aku. Hanya aku saja cukup.
Taman kota, adalah tempat favoritku untuk menghilangkan penat, serta tak lupa memasang ear phone di telinga yang tertutup oleh hijab. Lagu-lagu klasik mengalun. Aku memang lebih menyukai ‘Instrumental’. Itu lebih asik dan menenangkan jika didengar. Taman ini memang sepi saat puasa, jarang ada yang disini biasanya hanya ada orang yang mau membeli ke supermarket dekat taman.
“Woi, jangan lari, mau dihukum?” Suara itu merusak semua suasana nyamanku. Mataku tertuju kepada bapak-bapak yang berusaha kabur dari kejaran preman. Aku seakan mengingat sesuatu. Mimpi. Mimpiku semalam kejadian ini sama persis saat layar putih menghadang dan memperlihatkan video. Mungkinkah itu ayah?
“Ting tung SMS.” Ponselku bergetar.
Kazuha pulang, ini jam berapa, masih mau di taman ?
Biasa pesan dari kakak yang sedikit bawel. Mungkin dia bawel karena takut kehilangan adek satu-satunya.
Iya kak, baru perjalanan
Kubalas pesanya dengan singkat karena aku malas. Ketika berdiri seseorang meneriakiku “Kazuha!” Teriaknya kencang, tapi ketika aku menoleh taka da siapapun kecuali preman yang mengejar tahananya. Aku pun tak peduli dan segera kerumah sebelum kebawelan seroang kakak kembali kumat.
Kini aku membantu mama menyiapkan buka, kakak yang memasak aku yang membuat es buah. Setelah jadi sekitar pukul lima soreaku mandi dan melanjutkan kegiatan seperti biasa. Buka puasa, sholat tarawih lalu kembali kepada buku diary.
Ayah apa tadi aku melihatmu ?
Aku memang terasa seperti melihatnya, atau mungkin dia yang memanggilku? Aku tak tau, semoga saja ini petunjuk bahwa ia akan kembali.
Hari ini hari terakhir puasa. Yay. Semoga ada kejutan indah besok. Entah kenapa aku begitu malas hari ini, aku tak ingin melakukan apapun. Aku hanya ingin menenangkan pikiran. Hari ini aku tak bermimpi aku tidur dengan nyenyak bahkan sangat pulas. Tapi aku berniat besok aku akan ke taman dan mencari tahu apakah lelaki yang dikejar-kejar oleh preman itu siapa.
Aku tak mampu menahan rasa penasaran dan akhirnya aku bersiap untuk ketaman. Aku cukup pintar dalam karate, aku pernah mendapatkan medali perak, jadi tak perlu takut dengan apa yang namanya ‘preman’. Berbeda dengan kakakku yang tergolong sangat feminin.
Tak jauh dari taman ada rumah yang cukup besar tapi mungkin pemiliknya tak pernah merawatnya dan saat berjalan aku melihat preman yang keluar dari situ dan cukup menandakan bahwa memang tempat itu adalah yang kuselidiki. Ponselku sudah ku rancang jika perlu memanggil polisi hanya tinggal geser sudah otomatis menelfon. Lelaki yang sedikit berlari keluar cukup meyakinkanku bahwa itu ayah. Tapi saat ku hampiri, nihil itu bukan ayah. Akhirnya ku kurungkan semua niatku karena aku mungkin salah orang.
Besok adalah hari raya idul fitri, hari yang paling di tunggu karena hanya ada satu tahun sekali. Aku bahagia sekali. Hari terakhir ku mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an ku, dan setelah itu aku packing, iya walaupun nggak ke kampung halaman, jalan-jalan bolehkan, masa-masa promo nih. Rencananya sih ke Jakarta ke tempatnya paman. Bahagia sekali disitu. Kira-kira berangkat 3 hari setelah selesai sholat idul fitri.
Mendadak aku bahagia, lari laju ke kamar membuka buku diary.
Paman!! Aku datang
Ditambahkan emoticon senyum untuk melambangkan aku benar-benar bahagia. Membayangkan betapa serunya nanti. Menaiki roller coaster dan berbagai wahana seru lainya. Aku lupa aku harus segera tidur, besok sholat idul fitri.
“Zuha, bangun, ini jam berapa? Sudah jam lima kamu harus bersiap.” Teriak kakak membangunkanku. “Iya kak, bentarya baru di jalan. Hoam.” Kataku sambil menguap. Sholat id berjalan dengan lancar. Sedikit jalan sehat setelah lebaran mungkin hal yang cukup bagus. Melihat wajah-wajah anak kecil yang sangat gembira menerima fitrah, mengingatkanku akan sosok kakek dan nenek, membuatku meneteskan air mata.
Aku menangis di kamar. “Zuha sebegitu seriusya nulis diary? Sampai nangis gitu. Kenapa mau cerita sama kakak?” Kata kakak. Aku saja tidak tau sejak kapan kakak masuk. “Tak apa kok kak, nggak ada yang istimewa ya lebaran kali ini.” Kataku. Kakakku hanya berkata “Keistimewaan itu datang dari diri kita, yang istimewa dalam lebaran kali ini adalah ini lebaran kali pertamanya tanpa sosok ayah disamping kita.” Kupikir perkataan kakak ada benarnya, ini memang kali pertamanya aku lebaran tanpa sosok ayah. Kakakku memang pandai.
Hari kedua setelah sholat id. Aku bosan segera aku menuju ke dapur, memasak kentang goreng dan memakanya menggunakan cabai kering, salah satu makanan favorit ku. sedikit jalan-jalan di taman bersama kakakku mungkin hal baik. Seperti biasa ia selalu sibuk.
Taman tempat yang indah. “Zuha itu kah kamu?” Sapa suara laki-laki. Aku kaget dan menoleh ke arahnya sedetik kemudian ia berlari karena di kejar preman. Aku langsung menyimpan semua barangku ke tas kecil ku dadn berlari sambil menangis. “Ayah aku tak ingin kehilangan mu lagi aku akan mengejarmu.” Kataku. “Ayah! Hiks.” Kataku sambil berlari dan menyeka airmata. Kupukul preman nya tanpa rasa takut karena yang ada dalam pikiranku adalah ‘aku tak ingin ayah pergi.’ Aku segera membawa ayah lari untuk pulang kerumah sebelum para preman ingin menangkapnya.
Sesampainya di rumah, “Ayah jangan pergi lagi, aku menyayangimu.” Langsung ku peluk ayahku. Ibuku yang mendengar aku menangis bertanya pada kakakku apa yang terjadi. Ketika ada sosok lelaki yang datang diantara tiga wanita ini membuat seluruh isi rumah menangis. “Ayah, terima kasih telah kembali.”
“Maafkan ayah, ayah hanya mencoba kabur dari ledakan bom, dan saat itu para preman yang menaruh bom mengetahui bahwa ayah kabur, dan ayah dijadikan budak oleh mereka.” Kata ayah. “Kita memaafkan ayah.” Kata kakak. “Yang terpenting adalah..” Perkataanku diputus oleh kakak dan mama “Ayah sudah kembali, kita menyayangimu ayah.” Suasana haru mendatangi keluarga ini. Diaryku kutuliskan
Ini adalah lebaran paling istimewa. Kakak memang benar. Keistimewaan datang dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain. Aku hanya membuat ini lebih berharga. Ayah terimakasih kau kembali.


NB : Ini Karya Amany Ta 
ini adalah cerpen yang bercerita Kazuha merindukan Ayahnya dan suatu saat ayahnya dapat kembali dan bersama sama lagi menjadi keluarga yang utuh. Ini juga dikirimkan lewat Lomba di Facebook. Makasih udah kirim ya....

Minggu, 13 Juli 2014

Lyrics Daniel Powter - Bad Day



DANIEL POWTER - Bad Day

Where is the moment we needed the most
You kick up the leaves and the magic is lost
They tell me your blue skies fade to grey
They tell me your passion's gone away
And I don't need no carryin' on

You stand in the line just to hit a new low
You're faking a smile with the coffee to go
You tell me your life's been way off line
You're falling to pieces every time
And I don't need no carryin' on

Cause you had a bad day
You're taking one down
You sing a sad song just to turn it around
You say you don't know
You tell me don't lie
You work at a smile and you go for a ride
You had a bad day
The camera don't lie
You're coming back down and you really don't mind
You had a bad day
You had a bad day

Well you need a blue sky holiday
The point is they laugh at what you say
And I don't need no carryin' on

You had a bad day
You're taking one down
You sing a sad song just to turn it around
You say you don't know
You tell me don't lie
You work at a smile and you go for a ride
You had a bad day
The camera don't lie
You're coming back down and you really don't mind
You had a bad day

(Oh, on a holiday)

Sometimes the system goes on the blink
And the whole thing turns out wrong
You might not make it back and you know
That you could be well oh that strong
And I'm not wrong

(Yeah,yeah,yeah,yeah)

So where is the passion when you need it the most
Oh you and I
You kick up the leaves and the magic is lost

Cause you had a bad day
You're taking one down
You sing a sad song just to turn it around
You say you don't know
You tell me don't lie
You work at a smile and you go for a ride
You had a bad day
You've seen what you like
And how does it feel for one more time
You had a bad day
You had a bad day

Had a bad day
Had a bad day
Had a bad day
Had a bad day
Had a bad day 

Sabtu, 12 Juli 2014

Lirik Lagu TULUS-JANGAN CINTAI AKU APA ADANYA

 TULUS - JANGAN CINTAI AKU APA ADANYA


Tak sulit mendapatkan mu
Karena sejak lama kau pun mengincarku
Tak perlu lama-lama
Tak perlu banyak tenaga
Ini terasa mudah
Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Engkau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah

Reff:
Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan

Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan
ke depan
Yeahh..

Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Engkau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah

Reff:
Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan

Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan
ke depan
Yeahh..

Aku ingin lama jadi petamu
aku ingin jadi jagoan mu
woo u woo oo..

Reff:
Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan

Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan
ke depan
woo u woo..

Reff:
Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan 
woouoo..

Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan
ke depan
Yeahh..

Lirik Lagu TULUS - SEPATU

TULUS - SEPATU


Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia

Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa

Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu

wouwou..u..  yeah..

TFR^^